Paradigma Gerakan IPP (Prespektif M. Natsir)

M. Natsir
Oleh : Zamzam Aqbil Raziqin[1]

"Negara Islam adalah Negara Demokrasi, Ia meletakan Islam sebagai dasar Negara, menumbuhkan nilai-nilai Islam yang belum ada dan memelihara nilai-nilai Islam yang telah ada, kalau lah ingin kita sebut namanya ialah TEISTIK DEMOKRASI"[2]

Berbicara M.Natsir berarti kita berbicara Ideologi bahwa Negara dan Agama adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Berangkat dari pemahaman seperti itu rasanya sosok M.Natsir (negarawan, pendakwah, pendidik, pemikir, sekaligus politikus) adalah sosok yang sangat di rindukan oleh masyarakat Islam saat ini. Betapa tidak tokoh kita yang satu ini adalah prototife (Contoh) seorang Politikus yang sempurna, ia tidak memisahkan nilai-nilai ke-agamaan dengan kenegaraan, sifatnya yang santun dan rendah hati namun tegas ketika memperjuangkan pemikirannya. Beliau berpendapat bahwa Islam tidak memerintahkan umat untuk mendirikan negara, namun bukan pula kita melepaskan urusan kenegaraan.

Dari sinilah berangkatnya pemikiran saya mengenai "Paradigma Gerakan IPP Prespektif M. Natsir" maksudnya adalah paradigma gerakan ini saya ambil dari pemikiran seorang M. Natsir. Natsir telah merumuskan banyak hal mengenai dakwah dalam bernegara ia juga telah berjuang untuk melaksanakan apa yang ia pikirkan, kita semua tahu Mosi Integral yang beliau sampaikan di sidang parlementer pada tahun 1950 yang membuahkan hasil sebuah NKRI yang kita kenal sekarang ini.

Konsep yang begitu matang mengenai "Islam sebagai Agama dan Ideologi Negara" telah di gagas Natsir dan ia tuangkan dalam aktifitas politiknya, namun sayang bahwa kehidupan dunia hanya sementara, Natsir telah tiada dengan meninggalkan Sejarang dan Pemikiran yang sangat berharga bagi umat muslim Indonesia. Pertanyaan besar dalam benak saya adalah siapa yang akan melanjutkan estafeta perjuangan seorang Natsir sebagai Politikus yang sempurna yang pernah ada di bumi pertiwi ini?

Saya tidak sedikitpun menuntun IPP untuk terjun kedunia politik, kecuali jika IPP telah sembuh dari trauma prespektif terhadap politik. Tapi saya ingin mengajak kita semua berfikir apa peran dan fungsi IPP yang telah lama samar sehingga menjadi ketidak jelasan dalam beramal dan bergerak. Kita perlu menyadari bahwa Lahirnya IPP bukan hanya untuk mengikat para pelajar yang terpisah di tiap daerah, bukan pula hanya sekedar menyatukan pelajar dalam sebuah wadah pengkaderan, namun Lahirnya IPP adalah untuk menyatukan pemikiran-pemikiran para pelajar Islam yang tercecer di belahan bumi nusantara agar bersatu sehingga membentuk sebuah nafas perjuangan dan melahirkan satu titik peradaban Islam di Dunia yang kemudian berhasil mengejawantahkan nilai-nilai Islam sebagai Agama yang rahmatan lil 'alamien.

Islam di Indonesia telah lama di gambarkan sebagai agama yang radikal, atau sarangnya teroris. Masyarakat mulai skeptis terhadap orang-orang Islam karena masifnya pemberitaan di media mengenai kasus-kasus pidana yang tersangkanya adalah orang Islam. Maka fenomena ini menimbulkan masalah yang sangat besar yakni ketidak percayaan masyarakat terhadap kepemimpinan umat Islam.

Mengapa dulu pada zaman rasul rakyat madinah yang memeluk keyakinan berbeda, dapat bersatu dalam nauangan seorang Muhammad sebagai Nabinya umat Islam? karena ketika itu Nabi Muhammad beserta para sahabat berhasil mendigmakan Islam sebagai Agama yang rahmatan lil 'alamien, sehingga tidak lahir digma-digma negatif dalam benak masyarakat bahwa Islam akan menindas kaum minoritas dsb, dan orang yang menjalankannya adalah orang-orang yang sangat bertanggung jawab sehingga dapat di percayai oleh kaum non muslim.

Hal ini pula yang ingin disampaikan M. Natsir kepada kita sebagai kader PERSIS dengan kalimat yang ia tulis dalam pidato mosi Integralnya "Menumbuhkan nilai-nilai Islam yang belum ada, dan memelihara nilai-nilai Islam yang telah ada. Seperti cinta tanah air, adalah nilai-nilai yang telah ada di masyarakat indonesia sejak dahulu kala dan islam lebih dahulu mengajarkan berabad-abad yang lalu, maka kita harus tetap memeliharanya"

M. Natsir telah lebih dahulu menyadari kehawatirannya akan masyarakat yang tidak percaya terhadap Islam, dan lebih dahulu memahami Political Action Rosul di Madinah ketika itu. Bahwa Kejadian pertama yang terjadi sebelum rosul di angkat menjadi pemimpin negara di Madinah adalah Rasul di beri Predikat Al-Amin oleh orang Madinah. Maka langkah pertama yang mesti kita jalankan adalah membentuk pribadi yang dapat membuat masyarakat kembali percaya terhadap Islam seperti pada zaman Rasul. Dan hal ini telah di kupas secara matang oleh seorang Natsir dimana beliau menafsirkan sekaligus menterjemahkan kejadian tersebut dalam sebuah kalimat yang mudah di fahami oleh kita semua yakni "Menumbuhkan nilai-nilai Islam yang belum ada, dan memelihara nilai-nilai Islam yang telah ada".

Muncul lah sebuga kesimpulan dalam benak saya bahwa IPP harus menjadi aktor utama dalam gagasan seorang Natsir. Lebih mudahnya IPP harus berhasil menumbuhkan nilai-nilai Islam yang belum ada dan memelihara nilai-nilai Islam yang telah ada. Mengapa nilai-nilai Islam? karena nilai-nilai Islam mengandung kebaikan yang luhur, tidak memandang kaum mayoritas atau kaum minoritas, semua harus mendapatkan keadilan dan mendapatkan perlindungan. Sehingga ketika tegak nilai-nilai Islam, masyarakat kembali mempercayai bahwa Islam dapat memimpin mereka menuju ke damaian dalam hidup bernegara.

Itulah salah satu peran dan fungsi IPP yang saya ambil dari pemikiran seorang M. Natsir. yang kemudian melahirkan satu poin Paradigma Gerakan bahwa:

IPP adalah Gerakan Pelajar Teistik yang memahami bahwa Islam dan Negara adalah hal yang tak dapat di pisahkan. Menolak Sekularisme karena akan berdampak munculnya sikap tidak peduli dan tidak menghormati tuntunan-tuntunan adab (nilai-nilai hidup) dan mengenyampingkan ajaran-ajaran agama. Menghargai asas-asas yang terkandung dalam Pancasila selama tidak bertentangan dengan ke-tauhidan. Mengakui Demokrasi sebagai sistem kenegaraan, tanpa melihat teori Demokrasi yang lahir di barat, tapi memahami bahwa Demokrasi adalah jalan untuk memperjuangkan nilai-nilai dan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan bernegara agar tidak terjerumus kepada krisis yang diderita oleh masyarakat sekuler.

Arraasikhuuna Fil 'Ilmi


[1] Ketua Departemen Kaderisasi PP IPP
[2] M.Natsir dalam buku Islam sebagai Agama dan Ideologi Negara

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »