Oleh : Husna
Hisaba Kholid[1]
“ Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian
takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat”Q.S Al-Araf :26
“Wanita Sexy itu Hot sedangkan wanita berhijab rohani dan jasmani
itu beautiful, itulah sebabnya neraka itu hot dan surga itu beautiful”
Secara lahir perangai seseorang akan terlihat pada cara
berpakaiannya. Seseorang yang berpakaian
polisi, perawat, hingga pejabat ia mesti menyesuaikan pakainnya itu dengan
tingkah laku yang sesuai dengan pakaian yang dikenakannya. Karena pakaian
seseorang itu akan mencerminkan kepribadiannya sendiri.
Selain mencerminkan kepribadian, pakaian juga memberikan informasi
tentang pergaulan seorang manusia dalam berteman. Seseorang yang memakai
pakaian perawat menunjukan ia bersedia banyak bergaul dengan orang-orang yang
sesuai dengan pakaiannya yaitu seorang perawat. Begitu pula pakaian-pakaian
yang lainnya.
Seiring berkembangnya dunia mode bagi bangsa yang berperadaban
maju, pakaian tidak hanya sebagai penutup bagian tubuh tertentu dan pelindung
tubuh saja, namun berfungsi pula sebagai penghias lahir agar terlihat cantik
ataupun tampan. Namun, sayangnya ada satu pakaian yang sering terlupakan oleh
seorang manusia pada zaman kali ini dengan maraknya model pakaian dalam
berbagai bentuk, warna, corak, dan bahan, yaitu pakaian rohani.
Dalam surat Al-Araf ayat 26 Al-Quran mendidik manusia untuk berpakaian
itu tidak hanya pada jasmani saja. Namun, Al-Quran menjelaskan bahwa pakaian
yang paling penting ialah pakaian rohani yang disebut dengan pakaian taqwa.
Setidaknya dalam ayat tersebut terdapat tiga macam kesadaran dalam berpakain
sebagai berikut.
- Pakaian sebagai penutup aurat (Respon Hijab ala Miss World)
Dalam ayat tersebut Allah swt. Menggunakan kata “Wahai bani
adam” tidak menggunakan kata “wahai orang-orang yang beriman”. Ustadz
E. Abdurrahman mengatakan tentang hal ini “dipergunakan panggilan
terhadap manusia dengan kata-kata tersebut oleh Allah menyatakan bahwa manusia
itu bukan keturunan binatang seperti kera dan semacamnya, tetapi keturunan
adam” (Risalah Wanita hal, 176). Inilah yang membedakan binatang dengan
manusia dimana manusia merasa malu jika auratnya tersingkap, sedangkan binatang
tidak. bahkan telanjang bulat sekalipun. Peradaban manusia mana yang tidak
membutuhkan pakaian sebagai penutup tubuhnya?. Herannya di negeri kita kali ini
sebagian masyarakat lebih senang dengan budaya pakaian barat yang semakin
menelanjangi manusia. Terlebih, kenyataan miris ini disusul dengan diberikannya
izin pelaksanaan Miss World 2013 yang akan diselenggarakan di Bali pada
tanggal 28 september dalam rangka mengeksploitasi keindahan ciptaan Allah SWT dan
menjadikan martabat seorang wanita itu murah dan hina. Wanita direndahkan dan
dihinakan layaknya binatang tak malu untuk berpakaian. Jika menutup perhiasan
wanita ini adalah sebagai kesadaran manusia paling dasar dalam berpakaian, lalu
dimanakah letak kesadaran manusia yang rela dengan begitu saja membuka auratnya
dihadapan masyarakat luas? Sepertinya hanya Miss World dan Manusia yang sudah
kehilangan akalnya saja yang rela seperti itu. Lihatlah, betapa agungnya Islam
memuliakan harkat martabat seorang wanita dengan melindungi keindahan
perhiasannya dengan hijabnya.
- Pakaian sebagai penghias diri (Respon Hijab ala Hijaber)
Islam tidak menentukan bentuk atau model pakaian yang mesti
dikenakan oleh seorang muslim atau muslimah. Gaya, corak, bahan, warna, dan
gaya seni lainnya itu diserahkan kepada umat muslim,
selama hal tersebut tidak melanggar garis-garis yang telah Allah dan Rasul-Nya
tentukan. Setelah manusia tersadar akan kebutuhannya untuk menutupi auratnya,
Al-Quran mendidik manusia untuk mempercantik dan memperindah jasmani mereka.
Seorang muslim atau muslimah dalam ayat tersebut dituntut untuk menjadikan
parasnya terlihat indah dihadapan manusia yang lainnya dengan pakaian yang akan
menghias dan menyempurnakan kecantikannya. Dengan hal itu orang-orang akan
menyukai kecantikan, kerapihan, dan kebersihannya yang menggambarkan ciri
agungnya agama Islam yang
mecintai keindahan dan kebersihan. Anjuran Al-Quran ini sepertinya telah
tercium oleh sebagian muslimah masa kini dengan hadirnya komunitas hijaber sebagai
trend pakaian sebagai penutup aurat. Tidak sedikit orang saat ini dari
berbagai kalangan yang tertarik dengan gaya hidup hijaber untuk menutup tirai
tubuhnya dengan gaya pakaian hijaber. Semoga saja perubahan tersebut secara
hakikat sebagai perwujudan kesadaran seruan Allah SWT.
Untuk menutup dan memperindah diri dengan tirai Islam
yang disyariatkan. Namun sayang, terdapat satu pakaian yang terlupakan.
- Pakaian “Taqwa” ialah pakaian yang terbaik (Pakaian ala Muslimah sejati)
Setelah Al-Quran menyadarkan manusia untuk menutup dan menghias
jasmaninya, kemudian Al-Quran memberikan kesadaran, bahwa tidak hanya jasmani
saja yang mesti berpakaian itu. Namun, rohani pula perlu untuk berpakaian agak
tidak terlihat telanjang. Rohani dibina agar memiliki akhlak yang cantik dan
indah pula dengan perangai yang taat kepada sang pencipta dan baginda (Rasulullah
saw), penuh kasih
sayang dan cinta sesama, hormat kepada orang tua, waspada terhadap noda dosa,
cerdas dan berwawasan luas. Sehingga, terciptalah kesesuaian antara rohani dan
jasmani yang akan melahirkan seorang muslimah yang cantik baik secara lahir
maupun batin. Inilah kesadaran berpakaian yang paling tinggi yang menjadikan
manusia itu sebagai makhluk mulia dengan pakaian terbaiknya yaitu pakaian taqwa[2]
Wallahu
a’lam bi Shawwab.