ANTARA DOSA DAN BENCANA

ANTARA DOSA DAN BENCANA;
Kajian Kritis Terhadap Kondisi Negara
Oleh : Ilham Habiburahman
(Ketua Bidang Kajian Intelektual Islam Ikatan Pelajar Persis)

Tanggal 25 April 2015 terjadi sebuah gempa berkekuatan 8,5 SR yang berhasil meluluhlantahkan ribuan rumah dan bangunan di Nepal yang merenggut nyawa hingga 9000 orang, 19 orang meninggal ketika mendaki gunung tertinggi di dunia Everest dan ratusan lainya menghilang. Di India pada bulan Mei terjadi sebuah gelombang panas yg mencapai 45 derajat Celcius hingga 49 derajat C̊̊elcius. Di china pada bulan yang sama terjadi banjir bandang, yang memaksa ratusan penduduk mengungsi ke daerah lain. Dan sampai hari ini negara tercinta kita Indonesia masih belum luput dari berbagai bencana, perekonomian yang anjlok, kebakaran hutan, asap, Banjir, Puting beliung, kekeringan dan lain sebagainya, bahkan menurut data dan informasi bencana BNPB terjadi sekitar 1.229 kali bencana di Indonesia tahun ini. Ada apa sebenarnya ?
            Apakah Allah menurunkan berbagi bencana ini secara sembarang, atau semua ini tidak luput dari tangan-tangan manusia ?
            Pertama, Jika Allah menurunkan bencana-bencana ini secara sembarang maka Allah menegaskan dalam surat Hud : 117
 dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.”
            Dalam satu riwayat Ibnu Abbas, salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah :
يا رسول الله أتهلك القرية فيهم الصالحون ؟ قال : نعم فقيل : لم يا رسول الله ؟ قال : بتهاونهم وسكوتهم عن معاصي الله
“wahai rasulullah mungkinkah Allah membinasakan (mendatangkan bencana) pada satu negeri sedang di dalamnya terdapat banyak orang saleh? Nabi menjawab : Mungkin, sahabat bertanya : Bagaimana mungkin ya rasulullah, Nabi menjawab : Acuh dan diamnya orang-orang yang saleh terhadap kemaksiatan kepada Allah(yg ada disekelilingnya) (Kitab Mu’jam al Kabir)
            Ayat dan hadis di atas menegaskan bahwa kita tidak cukup untuk menjadi saleh dan baik sendiri tanpa mempedulikan lingkungan di sekiitar kita, artinya jika tidak ingin Allah datangkan bencana maka kita wajib peka terhadap sebuah kedzaliman, kemaksiatan, kejahatan yang terjadi di sekitar kita.
            Kedua, Apa benar semua ini karena ulah dari manusia itu sendiri, Allah menegaskan dalam surat Asy-syura Ayat 30-31 :
30. dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
31. dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah.
            Ayat ini jelas mengatakan bahwa segala bencana dan musibah yang terjadi tidak lepas dari kedzaliman manusia itu sendiri.
            Marilah kita sedikit mengkaji hal-hal apa saja yang dapat mengundang bencana dan murka Allah. Kita perhatikan ayat berikut ini :
dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian [841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
            Allah sudah menceritakan berbagai kisah kebinasaan sebuah bangsa dan umat di dalam Al-quran dengan alasan yang berbeda beda, seperti penyimpangan yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth yang mendatangi sesama jenis untuk melampiaskan Nafsunya termasuk didalmnya istri nabi Luth sendiri. Maka Allah timpakan kepada mereka hujan batu.
            Tahun 2004, dalam satu jurnal yang bernama juranl justitia yang dikeluarkan oleh fakultas syariah IAIN walisongo Semarang, ada sebuah tulisan yang berjudul “Indahnya kawin sejenis” dalam isinya dikatakan : “hanya orang primitif yang menganggap kawin sejenis itu abnormal dan berbahaya, Bagi kami tidak ada alasan dengan dalil apapun untuk melarang kawin sejenis, karena tuhan sudah berhasil membuat proyeknya menciptakan manusia bahkan kebablasan, kalau dulu tuhan mengutus luth untuk menumpas kaum homo karena menggagalkan proyek tuhan dalam penciptaan manusia, maka sekarang tuhan perlu mengutus seorang Nabi untuk melegalkanya kembali, supaya mengurangi proyeknya. Itu pun jika tuhan masih peduli terahadap alam-Nya. Bagi kami jalan terus Homoseks, Anda berada dijalan yang benar”
            Betapa sebuah pemikiran yang dangkal, ketika panca indra yang tidak dikawal oleh akal, ketika akal sudah tidak bisa dibatasi oleh wahyu ilahi. Nauzdzubillahi min dzalik.
Indonesia, sebuah negara berkembang dengan sistem demokrasi, kita lihat bagaimana kemajuan konstitusi, perekonomian, penanganan berbagai kriminalitas dan sebagainya , nampaknya masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Apa yang menghambat indonesia bergerak lebih cepat ? Allah memberikan sebuah ultimatum dalam surat Al-isra Ayat 16 :
“ dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
            Ayat ini menjadi sebuah peringatan keras, ketika sebuah negeri dipimpin oleh orang-orang yang tidak mengindahkan peringatan-peringatan Allah, maka jangan salah jika negeri itu dilanda banyak bencana dan musibah. Yang mana bencana itu tidak hanya menimpa pada yamg dzalim saja melainkan orang-orang saleh pun bisa terkena imbasnya (QS. Al-Anfal : 25)
            Didalam kitab Kanzul Umal ada satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Nomer 44006 berikut beberapa hal yang dapat mengundang bencana, Nabi SAW bersabda :
خمس بخمس : مانقضقومالعهدإلاسلط عليهم عدوهم وماحكموابغيرماأنزلالله إلانشأفيهمالفقرولاظهرفيهمالفاحشةإلافشافيهمالموتولاطفقواالمكيالإلامنعواالنباتوأخذوابالسنينولامنعواالزكاةإلاحبسعنهمالقطر
“Lima perkara yang dibalas lima perkara : tidaklah mengingkari janji satu kaum kecuali dikalahkan musuhnya, tidaklah berhukum kepada apa yang diturunkan Allah, kecuali merajalela kefakiran, dan tidak merajalela fahisyah (Zina, mencuru, Homo) kecuali pasti banyak kematian, dan tidak mengurangi timbangan dan takaran kecuali gagal panen dan kekeringan panjang, dan tidak menahan zakat kecuali tidak diturunkan hujan. (Ath thabrani)

            Dari beberapa keterangan di atas maka kita dapat simpulkan beberapa hal yang dapat mengundang datangnya bencana diantaranya :
1.     Kufur nikmat, ketika satu negeri dipenuhi orang-orang yang kufur nikmat sedangkan Allahlah yang selalu memberi nikmat maka pantas Allah menjadi murka.
2.     Ingkarnya pemimpin, berbuat dzalim, tidak berhukum atas ketentuan kitabulllah maka jangan salah negeri itu akan dilanda banyak perpecahan, kemiskinan, kefakiran dan bencana.
3.     Merajalelanya kedzaliman
4.     Diamnya orang-orang saleh ketika disekitarnya banyak terjadi kemaksiatan dan kezhaliman.
5.     Bila satu kaum kebanyakan orang yang tidak menjalankan ketentuan Allah dan sunnah Rasulnya maka jangan salah bila kaum itu banyak di datangi kejahatan, perampokan, pembegalan, kezaliman dsb.
6.     Bila satu negeri sudah banyak Fahisyah seperti perzinahan, Homo, lesbi, transgender dan lain sebagainya, maka negeri itu akan banyak didatangi penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang sebelumnya, Seperti HIV/AIDS penyakit yang ditemukan pada akhir tahun 1980 ini, ada orang yang mengatakan penyakit ini pada dasarnya hanya pada hewan, tidak mungkin ada jika manusia tidak berzina, melakukan penyimpangan seks, mengkonsumsi obat-obatan terlarang dsb.
7.     Pengurangan takaran dan timbangan, seperti azab yang datang kepada kaum Nabi Syu’aib (Madyan) ketika mereka melakukan kelicikan dalam bermuamalah maka mereka diguncang sebuah gempa dahsyat (Al-A’raf 85 & 91)
8.     Tidak mau membayar zakat, ketika satu negeri dipenuhi orang-orang yang tidak mau menunaikan zakat, Maka Allah tahan turunya Air hujan pada negeri itu, bahkan dalam riawayat lain kalau bukan karena binatang ternak Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya.

Oleh sebab itu marilah kita mengintrospeksi diri, apakah kita termasuk kepada orang-orang yang mengundang murka Allah, kalau tidak marilah kita mengajak melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, karna Nabi mengharapkan kepekaan terhadap orang-orang disekitar kita bilamana kita tidak mau sebuah musibah menimpa kita. Karena bila datang sebuah musibah dan bencana ia tidak akan pandang bulu :

dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya. (Al-anfaal : 25)

Akhir kata, kita hanya dapat berserah diri dan berlindung dari ketentuan dan ketetapan Allah, Manusia hanya bisa berkihtiar Allah yang menentukan, Dilalah ‘ala Qudratillah (segala sesuatu yang terjadi tidak lepas dari ketentuan dan takdir Allah)

            Bandung, 7 November 2015