Walaupun sudah melewati dua periode kepemimpinan semenjak
didirikannya, Ikatan Pelajar Persis (IPP) dan Ikatan Pelajar Persis
Putri (IPPI) baru menggelar Muktamar Pertamanya pada tahun ini. Kegiatan
diselenggarakan di Hotel Antik Soreang Bandung, 5 dan 6 September 205.
Agenda utamanya adalah pembahasan NA & ND (Nizham Asasi dan Nizham
Dakhili) yang dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum periode 2015-2017.
Pada awal Muktamar I ini diadakan pembahasan dan pengesahan manhaj baca
dan tulis Ikatan Pelajar Persis yang ke depan dimaksudkan untuk
meningkatkan intelektualitas pelajar. Peningkatan Intelektualitas
pelajar Persis saat ini sangat mendesak, mengingat tantangan zaman ke
depan membutuhkan kader-kader pelajar yang berkarakteristik ar-rasikhuna fil ‘ilmi yang siap menjawab berbagai persoalan umat. “Kami berharap Persis kelak memiliki kader-kader ar-rasikhuna fil ‘ilmi;
kader yang memiliki sifat taqwa antara dirinya dengan Allah swt, zuhud
antara dirinya dengan godaan dunia, tawadlu antara dirinya dengan sesame
manusia, dan mujahadah antara dirinya dengan hawa nafsunya,” Ujar Husna
Hisaba Kholid, S.Hum, ketua umum Ikatan Pelajar Persis periode
2013-2015.
Turut hadir memberikan dukungan dan sambutan dalam acara ini
perwakilan dari Persis dan otonom lainnya. Ketua PP HIMA dan HIMI hadir
dan menyampaikan sambutan dalam pembukaan. PP Pemudi Persis juga hadir
pada acara pembukaan diwakili oleh Sekretaris Umumnya, Ina Hanafiah.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pemuda Persis mampir sore hari tanggal 5
September 2015, Ust. Tiar Anwar Bachtiar menyempatkan hadir untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan IPP dan IPPI. Keesokan
harinya, tgl 6 September, Ust. Dodi S. Truna yang mewakili PP Persis
hadir dan menyampaikan tausiahnya untuk para peserta Muktamar I ini.
Salah satu wacana yang cukup hangat terkait IPP dan IPPI menjelang
Muktamar Persis November mendatang adalah status dan legalitasnya di
Jam’iyyah Persis. Para aktivis IPP dan IPPI berharap organisasi ini
menjadi otonom baru di lingkungan Persis. Akan tetapi, tentu saja
semuanya berpulang kepada keinginan dari para peserta Muktamar Persis
yang akan hadir nanti. Terkait masalah ini, Ust. Dodi S. Truna yang juga
Ketua Bidang Jam’iyyah PP Persis menyampaikan bahwa mengenai IPP dan
IPPI ini paling tidak akan diakomodadi legalitasnya dalam pembahasan
khusus Qanun Dakhili (QD) Persis, sekalipun Muktamar belum bisa
menerimanya sebagai badan otonom baru.
Dalam NA dan ND IPP dan IPPI sendiri, salah satu yang masih
dipertahankan adalah bolehnya mahasiswa menjadi pengurus IPP dan IPPI.
Hal ini disebabkan masalah yang sangat teknis menyangkut keluangan waktu
dalam mengurus organisasi. Walaupun demikian, objek garapannya tetap
“pelajar”, bukan “mahasiswa”. Kader-kader IPP dan IPPI juga siap
sepenuhnya untuk menjadi kader-kader HIMA/HIMI maupun Pemuda/Pemudi
setelah tidak lagi berkiprah di IPP dan IPPI.
Menjelang penutupan Muktamar I ini, agenda yang paling ditunggu
adalah pemilihan ketua umum baru. Untuk IPP dari ketiga calon ketua
umum, yaitu Ilham Habiburrahman (Mhs. UNISBA), Ghifari Mahardika (Mhs
UIN Bandung), dan Biri Rahman (Mhs UPI Bandung), terpilih saudara Biri
Rahman sebagai ketua umum IPP yang baru menggantikan Husna Hisaba
Kholid. Sementara di IPPI dari ketiga kandidat, yaitu Sani Sholihatul
Insan (Mhs Unigal Ciamis), Nida Shofiyah (Mhs UPI Bandung), dan Ghina
Ihsan Sajidah (IPPI Garut) terpilih Nida Shofiyah sebagai ketua umum
baru menggantikan Achie Qatrunnada.
Dengan terpilihnya Biri Rahman dan Nida Sofiyah sebagai ketua umum
IPP dan IPPI yang baru, berakhirlah rangkaian Muktamar I IPP dan IPPI
ini. Para peserta berharap bahwa Muktamar yang pertama kali ini
benar-benar membawa harapan baru bagi kaderisasi Persis di tingkat
pelajar di masa yang akan datang sehingga kualitas kader-kader Persis
bisa semakin bisa bersaing lagi.
Laporan: Abdullah dan Husna Hisaba Kholid
Sumber Berita: Web Official Persatuan Islam
EmoticonEmoticon