Aksi Balas Dendam Syi’ah Bandung

Alhamdulillah acara Dauroh Hadis pada Rabu, (05/03/2014) dengan mengangkat tema : “Menyingkap Kesesatan Syi’ah” berjalan dengan sukses, aman dan lancar. Kesuksesan acara yang digelar oleh PW. Pemuda Persis Jabar ini terlihat dengan terus berdatangan kaum muslimin ke Mesjid Viaduct PP. Persis, Jl. Perintis Kemerdekaan No.2 Bandung, sehingga Mesjid penuh sesak, berjejal sehingga membludak keluar dan ada yang mendengarkan di basement Kantor PP. Persis.
Sejatinya acara yang menghadirkan Ketua Umum PP. Pemuda Persis, sekaligus peneliti Insists, Ust. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum dan MUI Pusat, sekaligus pakar yang concern dalam meneliti firqoh Syi’ah, Prof. Dr. Muhammad Baharun, adalah bermula akan diadakan di Gedung Landmark, Jl. Braga-Bandung, namun ditengah gencarnya panitia menyebarkan informasi acara ini, lewat dunia maya dan dunia nyata, panitia harus menelan pil pahit, dengan permintaan dari pihak IKAPI JABAR dan POLRESTABES untuk tidak melaksanakan acara di tempat berlangsung Pesta Buku Bandung tersebut.
Menurut Ketua PW. Pemuda Persis Jawa Barat, Ust. Syarif Hidayat, M.Pd.I dalam sambutannya, bahwa disinyalir dari pihak Syi’ah yang mengajukan keberatan, sehingga mereka mulai berani menggagalkan acara Dauroh ini dengan mendesak POLRESTABES.
Mungkin ini merupakan aksi balas dendam, dimana PW. Pemuda Persis pernah menggagalkan acara Syi’ah pada tanggal 14 November 2013 dalam perayaan Asyuro di Kawaluyaan-Bandung, (pada kesempatan yang lain, pada Ahad (19/01/2013) PW. Pemuda Persis Jabar pun akan menggagalkan Maulid Nabi yang digelar oleh IJABI di Mesjid Raya Bandung, namun pihak Syi’ah mengancam, meneror lewat SMS dan Telepon akan ‘mempolisikan’ bila kami mencoba untuk menggagalkan acara mereka-red) jadi 1-1, tapi tidak jadi masalah, nanti kalau Rakernas Syi’ah di adakan di Bandung akan kami gagalkan kembali, ini merupakan pertarungan tingkat hebat, ujar alumnus S-2 UIKA Bogor ini. (Lihat Videonya di Youtube)
Sedangkan menurut Ketua Umum PP. Pemuda Persis, Ust. Tiar dalam kasus pindahnya tempat acara ini, dari Braga ke Viaduct, Ini menjadi bukti bahwa orang sunda cinta damai, tidak mau bentrok fisik, berbeda dengan orang Madura, dalam kasus Syi’ah Sampang. (AS)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »