Peluang Dakwah di era Gadget

Sumber Gambar: Google
Oleh: Rifqi Azhar Nugraha (Departemen Komunikasi & Informasi PP. Ikatan Pelajar Persis)

Masa ini para pelajar di dunia sudah tidak asing lagi menggunakan benda persegi, yang mempunyai kaca (baca: layar). Tentu semua orang sudah mengetahui hal ini dan jarang bagi setiap individu yang belum atau bahkan tidak mempunyai benda ini, hp (handphone/telepon genggam), tablet, laptop, kamera, media player, dll. Semua benda ini sebagaimana yang telah diketahui oleh semua orang, mempunyai fungsinya masing-masing, adapun yang multi fungsi seperti telepon genggam. Semua benda itu kita sebut gadget (alat). Jika dilihat dari artinya, memang semua alat atau perkakas yang dapat membantu kelangsungan hidup kita bisa kita sebut gadget. Namun, kita sepakati saja untuk kali ini bahwa gadget adalah alat-alat canggih seperti hp, komputer, dan kamera digital seperti yang diketahui oleh semua orang.

Segala hal yang diciptakan di dunia yang fana ini pasti memiliki sifat positif dan negatif, (maslahat dan madlorot). Walaupun hal itu diciptakan dengan niat kebaikan, ataupun memang benar-benar untuk menyesatkan. Oleh karena itu, kita tidak bisa menjaztifikasi bahwa gadget itu buruk, atau baik. Ketika seorang pelajar menggunakan handphone secara tidak baik, maka bukan handphone-nya yang di larang tapi perbuatannya yang tidak baik tersebut. Ketika kita melarang penggunaan handphone karena banyak pelajar yang menggunakannya tidak sesuai syari’at islam, maka akan ada banyak kebencian dari pelajar dan tentu saja dakwah kita tidak akan tersampaikan kepada hati mereka.

Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya, bahwa sanya gadget bersifat baik dan buruk. Jadi baik atau buruknya suatu gadget tergantung dari pemakainya, maka ketika gadget digunakan secara tidak baik, jangan ceramahi gadget-nya melainkan penggunanya. Memang benar seorang insan bisa berubah akhlaknya karena satu buah gadget, namun kita tidak bisa menyalahkan orang kafir yang memberi mereka peluang untuk mengakses sesuatu yang tertolak di mata Allah karena memang itulah pekerjaan mereka. Maka dengan memberikan penjelasan kepada pengguna mengenai yang baik dan buruk, serta cara penggunaan gadget yang baik, hal itu akan lebih menyenangkan hati pengguna daripada langsung menjaztifikasi bahwa gadget itu buruk.

Selain memberi penjelasan mengenai akhlak, alangkah baiknya kita pun ikut andil mengembangkan gadget. Memang mufasir yang mengerti isi Al-Qur’an, namun dakwah mereka tidak akan pernah tersampaikan jika cara dakwah mereka primitif, dengan mengetahui tata cara berbicara dan menulis dengan gadget itu akan lebih efektif untuk menyampaikan kalam ilahi. Disini ditegaskan bahwa dakwah secara berkelompok sangat diperlukan, contoh teknisnya seorang ulama menulis tafsir dari al-hadits, dan seorang ilmuwan komputer menerbitkan tulisan itu, hal itu akan jauh lebih mudah daripada harus berkeliling dunia untuk naik mimbar.

Ilmuwan komputer yang pandai membuat aplikasi akan bermanfaat bagi kaum muslimin zaman ini, mereka bisa menciptakan aplikasi ke-islam-an seperti Al-Qur’an, hadits digital, dll. Akan sangat disayangkan teknologi yang sangat membantu peluang dakwah ini malah dibiarkan, seperti seekor semut dijalan mereka tentu ada, namun tidak terlihat ataupun tidak dilihat. Hal ini tidak bisa dipandang rendah mengingat semua orang menggemari gadget pada masa kini, jika kaum kafir memberikan fasilitas buruk kepada pengguna, maka kita sebagai kaum mu’min membuat fasilitas yang bernafaskan islami.


Semoga dengan tulisan ini, pelajar persatuan islam bisa lebih bijak menggunakan gadget dan ikut andil menyebarkan kalam Allah dan sabda Rasul karena yang ditugaskan berdakwah bukan hanya ustadz, namun pada hakikatnya semua orang muslim mempunyai kewajiban berdakwah.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »